Minggu, 01 Desember 2013

Theodore R. Schellenberg "Teori Penilaian Arsip" dan Sir Hilary Jenkinson “Pencipta Arsip (administrator)”

Konsep kearsipan modern seperti nilai guna arsip, penilaian arsip maupun daur hidup arsip adalah Theodore R. Schellenberg. Schellenberg merupakan tokoh kearsipan modern abad XX dari Amerika yang gagasan-gagasannya sampai sekarang masih dijadikan rujukan utama bidang kearsipan. Dia merupakan tokoh yang mewarnai dinamika wacana kearsipan abad modern, khususnya setelah Perang Dunia (PD) II. Gagasannya yang terkenal adalah perlunya seorang arsiparis untuk menilai arsip (appraisal), suatu konsep baru yang belum pernah ada dalam dunia kearsipan sebelumnya.

Oleh masyarakat arsip Amerika, Schellenberg dianggap sebagai "Bapak Teori Penilaian Arsip". Sebelum gagasan Schellenberg mengemuka di Amerika, wacana kearsipan yang mewarnai pada saat itu adalah teori kearsipan ala Eropa, dengan konsep terkenalnya respect des fonds. Selanjutnya, tokoh yang mengemuka sebelum Schellenberg adalah Sir Hilary Jenkinson, seorang arsiparis dari Inggris. Jenkinson terkenal dengan bukunya yang berjudul Manual of Archive Administration. Menurut Jenkinson, arsip merupakan bukti transaksi organisasi yang keberadaannya tidak boleh "diintervensi." Bagi Jenkinson, penilaian arsip, sebagaimana yang kelak diperkenalkan oleh Schellenberg, merupakan tindakan yang tidak diperbolehkan dalam kearsipan karena dianggap telah merusak "bukti" transaksi dan konteks penciptaan arsip itu sendiri. Kredo terkenal yang dikemukakan Jenkinson, adalah "sanctity of evidence". Dari sini, dapat disimpulkan bahwa Jenkinson lebih menitikberatkan pada pencipta arsip (administrator), atau kalau perkembangan terkini adalah records management dan tidak memberi tempat sedikitpun pihak di luar administrator untuk "intervensi" arsip.

Lain Jenkinson, lain juga Schellenberg. Gagasan Schellenberg lahir bersamaan dengan suasana PD II yang ditandai dengan "banjir arsip" dari berbagai medium. Oleh karena itu, "solusi terbaik" dalam menangani arsip adalah bagaimana arsip-arsip tersebut dikurangi. Tentu saja, pengurangan arsip berarti ada juga penyelamatan arsip. Arsip-arsip yang bernilai guna saja yang dipertahankan di dalam arsip. Schellenberg membagi nilai guna arsip menjadi nilai guna primer dan sekunder. Nilai guna primer terkait dengan nilai guna yang masih diperlukan oleh unit pencipta (dalam mileu-nya Jenkinson berarti administrator), sementara nilai guna sekunder merupakan nilai guna di luar kebutuhan unit pencipta. Nilai guna sekunder ini dibagi lagi menjadi nilai guna kebuktian dan informasional.

Dalam perjalanan berikutnya, ternyata Schellenberg dalam menggeluti kearsipan lebih condong pada nilai guna sekunder ini. Konsekuensi dalam dunia kearsipan di Amerika selanjutnya adalah, adanya pemisahan profesi yang sangat kuat antara records manager (pengelola arsip dinamis) dan archivist (pengelola arsip statis). Oleh beberapa kalangan, gagasan Schellenberg di satu sisi memberikan kontribusi besar dalam perkembangan penelitian para sejarawan karena begitu getolnya dia menjembatani antara arsip (khususnya arsip statis) dan riset (khususnya kesejarahan). Konon, ide-ide Schellenberg yang lebih condong pada archivist daripada records manager tersebut karena terpengaruh pada ilmu sejarah dan ilmu perpustakaan. Schellenberg sendiri bergelar Ph.D dalam bidang sejarah. Menurut Schellenberg, pelatihan mendasar yang paling baik yang harus dimiliki oleh seorang arsiparis adalah sejarah, setelah itu kepustakawanan.

0 komentar:

Posting Komentar